Wednesday, May 27, 2009

Patience is a key of joy


Photo : An unripe fruit in Cibubur by Ati Paramita

Monday, May 18, 2009

Berbagi keindahan dalam seulas senyum


Tetangga dekat saya, Pak Djon meninggal dunia hari ini pada pukul 9.45 dalam usia 72 tahun karena penyakit stroke yang sudah cukup lama. Ketika mendengar berita tersebut, saya bergegas menuju ke rumahnya yang kebetulan bersebelahan dengan rumah saya. Walaupun saya tidak sempat bertemu dengan Pak Djon sebelum meninggal, namun Ibu Christine (istri Pak Djon) masih memberikan saya kesempatan untuk melihat jenasah Pak Djon untuk terakhir kalinya sebelum Pak Don dimakamkan. Pagi itu, Pak Djon terbaring tenang, dengan seulas senyum menghiasi wajahnya.

Sebetulnya saya jarang mengobrol panjang lebar dengan Pak Djon. Namun ada kesan yang cukup mendalam di hati saya tentang sosok Pak Djon yang saya kenal. Sejak saya pindah ke rumah itu beberapa tahun yang lalu, setiap pagi di saat saya berangkat beraktifitas, Pak Djon selalu menyapa saya dengan tersenyum lebar, seraya melambaikan tangannya sambil mengucapkan “Selamat Pagi”.

Beberapa bulan terakhir ini kesehatan Pak Djon memang menurun karena beliau menjadi agak sulit berjalan dan berbicara. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menghalangi Pak Djon untuk tetap memberikan senyumnya kepada setiap orang yang lewat di depan rumahnya, walaupun tanpa diiringi ucapan “Selamat Pagi” lagi, karena kondisi kesehatannya yang sulit untuk bisa berbicara.

Pagi itu, ketika saya melayat di rumahnya, dan mengobrol dengan para tetangga, rupanya mereka juga memiliki kesan yang sama tentang Pak Djon. Mereka juga merasakan kesejukan setiap melihat senyum Pak Djon saat lewat di depan rumahnya. Sebetulnya apa yang dilakukan Pak Djon sangatlah sederhana, tetapi besar maknanya bagi saya dan orang-orang di sekelilingnya. Dan yang membuat saya kagum terhadap Pak Djon adalah bahwa ternyata dalam kondisi sakit stroke, hal itu tidak merintangi Pak Djon untuk tetap menikmati hidup dan berbagi keceriaan terhadap semua orang dengan senyumnya. Senyum itulah yang mengisi hari-hari indah saya. Senyum itulah yang membuat saya bersyukur di setiap pagi . Senyum itulah yang mengawali aktifitas saya dengan keceriaan. Senyum itulah yang membuat saya menjadi lebih menghargai arti kehidupan.

Pak Djon memang telah pergi, namun saya yakin senyumnya yang tulus akan selalu menghiasi hati sanubari orang-orang di dekatnya. Sebuah senyum yang sederhana, tetapi sangat dalam maknanya. Seperti sekuntum bunga yang memberikan warna yang indah bagi lingkungan di sekelilingnya.

Selamat jalan, Pak Djon. Terima kasih atas senyum tulus yang telah Pak Djon berikan selama ini. Semoga Pak Djon beristirahat di dalam kedamaian yang abadi. Salam hangat.
Written by : Ati Paramita
Photo : The brightness of hibiscus flower by Ati Paramita

Wednesday, May 13, 2009

Friendship and Love in the Flowers


Photo : Lily Flowers in Keukenhof by Ati Paramita

Sunday, May 10, 2009

Let's smile and the world will smile with us

Too often we assume that smiling is not important in our life. Maybe, it’s because smiling is very simple, so that we usually take it for granted. Many times we only smile on the specific cases, such as if there is something funny and it makes us smile, or if there is someone who smiles to us, then we response it also by smiling.

Indeed, smiling has so many benefits for our soul. One of the benefits : smiling is an effective way for improving our positive energy. When we feel down due to anger, disappointment, or sadness, let’s try to smile for a few minutes by remembering a funny thing or seeing a funny story. Then, progressively we will forget any negative feeling which has bothered us. Why? Because, smiling is commonly associated with happy feeling, so it will lead us to switch our focus of attention from the things that makes us restless, to the things that makes us feel good.

Another benefit of smiling is, when we give our smile to other person, it is also a signal that we treat this person as an important person in our life. This can change the negative mood of everybody surrounds us, so that they will feel comfortable with our presence. If they response it also by smiling, this positive energy will strengthen each other and will lead to a warmer and friendlier situation.

When I gave a seminar in a company about “positive attitude”, there was a question asked by the participants, “How can I smile, when I find a traffic jam on the way to go home or even when I remember the price of everything goes up during this economics crisis? “

Actually, smiling could also bring us to see a positive side of everything, it will also lead us to be grateful for anything that we have. So, if we found a traffic jam on the way to go home, let’s smile and be grateful that we still have a good job although we have to pass a long traffic jam. Meanwhile, there are a lot of people who are still struggling to find a job or who were laid-off by their companies due to this economics crisis. If we found that the price of everything goes up, let’ smile and be grateful that we still have good health, so that we can do many activities such as working (to fulfill our responsibilities to provide the main needs for our family), whereas there are other people who are still struggling with malnutrition or poverty.

The main point is as often as we smile and feel grateful with anything which happens to us, it will be easier for us to see a good and fun side of that thing. In a long term, it will build the positive habit and attitude towards us, so that could bring a lot of positive things such as lucks and happiness in our life.

So, have you smiled today? Let’s smile and the world will smile with us !!
Written by Ati Paramita
Photo : Smiling by Three Wy

Teamwork analogy in a railway


Ketika menunggu keberangkatan kereta api dari Bunde ke Maastricht, saya perhatikan baik-baik rel kereta api yang melintas di Bunde Railway Station. Terbersit kekaguman dalam benak saya bahwa potongan-potongan besi yang dirangkai sedemikian rupa dan saling melengkapi satu dengan yang lain, ternyata bisa membentuk sebuah rel yang membentang cukup panjang. Bukan hanya itu, rangkaian itu sedemikian kokohnya sehingga bisa dilintasi gerbong kereta api yang sangat berat yang membawa penumpang atau barang dari satu kota ke kota yang lain. Padahal apabila potongan-potongan besi itu berdiri sendiri-sendiri, mungkin hanya akan jadi potongan besi biasa dan manfaatnya tidak akan sebesar ini. Di satu sisi, kalau rel kereta itu kehilangan 1 atau 2 batang besi, kemampuan menopang beban gerbong kereta juga tidak akan menjadi sekuat apabila rangkaian potongan besi tersebut utuh.

Di dalam sebuah organisasi, setiap elemen memiliki fungsi yang penting dan masing-masing elemen yang berbeda-beda tersebut harus dapat saling melengkapi satu dengan yang lain untuk dapat mencapai tujuan bersama. Tidak optimalnya komunikasi di dalam organisasi dapat menyebabkan ketidakseimbangan di dalam organisasi tersebut, sehingga dapat mengganggu proses tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu, kerjasama dan komunikasi antar elemen yang ada di dalam itu organisasi sangatlah penting. Dan itulah mungkin sebabnya mengapa kerjasama dan komunikasi disebut sebagai team spirit. Karena seperti sebuah spirit atau soul yang menjadi energi penggerak suatu tim atau organisasi.

Berbicara mengenai kerjasama di dalam sebuah organisasi, saya jadi teringat saat saya mendapat tugas sebuah projek untuk merampungkan job evaluation di salah satu perusahaan tempat saya dulu bekerja. Job evaluation merupakan sebuah proses untuk mengevaluasi dan mendeskripsikan tugas dari suatu pekerjaan berdasarkan tugas, tanggung jawab dan kompetensi apa yang diperlukan, sekaligus memberikan penilaian dan rangking atas pekerjaan tersebut di dalam skala yang ditetapkan di dalam sebuah organisasi.

Semula tugas tersebut hanya dikerjakan oleh saya dan tim saya dari HRD saja, karena manajemen memperkirakan bahwa tugas tersebut hanya menjadi tanggung jawab dari bagian HRD dan bukan tanggung jawab dari keseluruhan organisasi. Namun, ternyata kami sempat mengalami kondisi macet yang cukup lama, karena walaupun bisa dibilang kami ahlinya masalah Human Resource di perusahaan tersebut, tetapi dengan jumlah karyawan yang ribuan orang, pengetahuan kami terbatas mengenai detail tugas karyawan di departemen yang berbeda-beda. Kami juga kesulitan mendapat dukungan dari departmen lain ketika kami memerlukan data dan informasi untuk menggarap tugas tersebut.

Setelah tidak ada kemajuan yang berarti dalam selang waktu tertentu, kemudian kami mencoba meyakinkan manajemen untuk mendapatkan dukungan dan merubah formasi tim dengan melibatkan masing-masing manager dari tiap departmen seperti Finance, Production, Technical Service, Customer Service, Information System, dsb. Kemudian kami juga melibatkan mereka secara aktif, seperti mensosialisasikan manfaat dan efek dari kelancaran projek tersebut terhadap mereka, membuat target dan planning yang kita sepakati bersama, membuat komitmen bersama untuk meningkatkan “sense of belonging”, mengadakan pertemuan rutin untuk memantau perkembangan projek yang kita buat dan saling mengingatkan dan membantu satu dengan yang lain apabila ada yang kesulitan mengerjakan tugas tersebut. Kami juga sering bertemu secara non formal di luar jam kantor untuk sekedar menghabiskan waktu bersama seperti makan siang bersama atau ngopi sembari ngobrol. Akhirnya, tugas tersebut malah lebih cepat selesai daripada perkiraan semula. Tugas yang semula ditargetkan selesai dalam jangka waktu 1 tahun, bisa kami selesaikan dalam waktu 10 bulan.

Ada tiga hal yang bisa saya tarik dari kejadian tersebut :
  • Pertama, dengan dilibatkannya para lini manager dari berbagai departmen tersebut, dan memberikan penjelasan yang transparan, justru meningkatkan rasa kepemilikan terhadap sebuah tugas di dalam organisasi, karena mereka jadi menyadari apa manfaat dari lancarnya tugas tersebut bagi mereka dan apa akibatnya bila tugas tersebut macet.
  • Kedua, dengan komunikasi yang intensif selama ini kami lakukan, baik secara formal mapun non formal, kami dari HRD jadi bisa melihat sebuah permasalahan dari sudut pandang yang berbeda, karena kami jadi tahu apa saja kesulitan-kesulitan para lini managerdi lapangan dan begitu pula sebaliknya, mereka jadi memahami kesulitan-kesulitan kami, sehingga kami bisa lebih memahami satu sama lain.
  • Ketiga, ternyata hubungan kami dengan departemen lainpun menjadi lebih harmonis, sehingga support yang kami dapatkan justru lebih tinggi daripada sewaktu tugas tersebut hanya dikerjakan oleh HR department saja dan begitu pula di tugas-tugas selanjutnya.

Suara peluit sang Kepala Stasiun memberikan tanda bahwa kereta api akan berangkat. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00. Saya segera bergegas naik ke atas gerbong kereta. Sekali lagi sempat saya tatap rel kereta itu. Dalam hati saya berkata, "Alangkah indahnya bila dalam sebuah organisasi, kita bisa selalu bergandengan tangan menggapai tujuan bersama, seperti rangkaian besi-besi yang membentuk jalinan rel kereta yang kokoh menghantarkan kereta api sampai ke tujuannya".

Written by Ati Paramita
Photo : Railway in Bunde - Maastricht by Ati Paramita

Monday, May 4, 2009

I believe I can fly


An inspiring song by R.Kelly

I used to think that I could not go on
And life was nothing but an awful song
But now I know the meaning of true love

I'm leaning on the everlasting arms
If I can see it, then I can do it
If I just believe it, there's nothing to it

I believe I can fly
I believe I can touch the sky
I think about it every night and day
Spread my wings and fly away

I believe I can soar
I see me running through that open door

(1) I believe I can fly
I believe I can fly
I believe I can fly

See I was on the verge of breaking down
Sometimes silence can seem so loud
There are miracles in life I must achieve
But first I know it starts inside of me, oh

If I can see it, then I can do it
If I just believe it, there's nothing to it

[Repeat 1]Hey, cause I believe in me, oh
If I can see it, then I can be it
If I just believe it, there's nothing to it

[Repeat 1]Hey, if I just spread my wings

I can fly
I can fly
I can fly, hey

If I just spread my wings
I can fly
Fly-eye-eye

Photo : Kite Festival in Scheveningen by Ati Paramita